Visualisasi modern dari bangunan-bangunan tinggi di Hong Kong
ternyata tidak serta merta membuang warisan tradisional. Ini terbukti dari
pemanfaatan kayu sebagai unsur konstruksi. Selama berabad-abad masyarakat Hong
Kong tidak pernah meninggalkan kayu, baik untuk bangunan kuno maupun modern.
Perpaduan gaya barat dan China yang khas menghasilkan sebuah
karakteristik unik. Misalnya bangunan '1881 Heritage'. Bangunan ini dahulunya
adalah markas Polisi Air dengan arsitektur barat yang kental. Kemudian,
pemerintah setempat merevitalisasi dan kini menjadi sebuah pasar modern dan
kumpulan restoran mewah.
Menurut seorang arsitek ternama Hong Kong, Anna Kwong, tak hanya
kayu yang digunakan sebagai material bangunan, bambu pun menjadi unsur alami
yang dicampur dengan beton bangunan.
"Gedung-gedung tinggi di Hong Kong dibangun dengan kombinasi kayu
dan material lainnya termasuk bambu-bambu jenis khusus. Teknik ini sudah sangat
umum digunakan di Hong Kong. Cara ini membuat kota ini banyak mendapat pujian
dari banyak negara," kata Anna seperti dikutip Okezone dalam buku Hong Kong
Tourism Board, Senin (29/7/2013).
Dia mengungkapkan, pekerja seni-arsitek Hong Kong pernah dibawa ke
festival Venice Architecture Biennale dengan karyanya yang berjudul "Tangga
Bambu". "Karyanya itu dibangun dengan teknik instalasi bambu yang tidak biasa,"
ujarnya.
Bagi Anna, bangunan-bangunan dari era kolonial Inggris, yang
dibangun dalam gaya Eropa dengan tambahan aksen desain ketimuran juga merupakan
satu-satunya pemata arsitektural.
Kombinasi unsur modern dan tradisional ini menghasilkan bangunan
yang lebih berkelanjutan (sustainable). Di samping terus menjaga warisan
arsitektur di tengah gempuran modernisasi dan citra Hong Kong sebagai kota
"termahal"
Posting Komentar